Selasa, 15 Maret 2016

Makalah Posyandu Lansia

BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus, mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan bermacam masalah kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya
Kriteria keterlantaran yaitu, tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD, makan makanan pokok kurang dari 21 kali seminggu, makan lauk pauk berprotein tinggi kurang dari 4 kaliseminggud, memiliki pakaian kurang dari 4 stele, tidak mempunyai tempat tinggal tetap untuk tidur, bila sakit tidak diobati.
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatatkondisi kesehatan pribadi lanjut usia baik fisik maupun mentalemosional. KMS digunakan untuk memantau dan menilai kemajuankesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu Lanjut usia

B.     Tujuan
1.      Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelaksanaanPosyandu bagi lanjut usia secara komprehensif
2.      Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia untukmendapatkan berbagai pelayanan, baik pelayanan kesehatanmaupun pelayanan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagaiunsur terkait
3.      Terlaksananya pembinaan dan pelayanan kepada lanjut usiadi Posyandu secara komprehensif dengan melibatkan lintassektor dan masyarakat.
4.      Berkembangnya Posyandu lanjut usia yang aktifmelaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secaraberkesinambungan

C.     Rumusan Masalah
Bagaimana melaksanakan Posyandu Lansia di Masyarakat ?



BAB II
TINJAUAN  TEORI


A.    PENGERTIAN
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg bahagia dan berdayaguna
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan lansia kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif.
Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu lansia ini, para lansia dilayani dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan mereka. Mereka hanya diminta dating tanpa dipungut biaya sama sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah mereka.


B.     TUJUAN
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
1.       Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2.       Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Tujuan pengadaan program posyandu lansia yaitu:
1.      Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2.      Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut
3.      Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.
Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65 tahun Sedangkan inovasi yang akan dilakukan yaitu:
1.      Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia Adanya sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan pengertian ke masyarakat mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan dalam keluarga lansia juga berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan untuk lansia supaya memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan tentunya ada usaha dari si anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan. Terlebih lagi sekarang ini banyak sekali anak–anak yang tidak memperhatikan keadaan orang tuanya (lansia), yang mereka tau memberikan makan tempat dan pakaian untuk lansia itu sudah cukup tanpa memberikan adanya pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikis lansia.
2.      Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat posyandu jauh dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada kerabat yang mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas pelayanan secara gratis. Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan lansia bagaimana caranya untuk ketempat posyandu. Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas mengadakan pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia untk berjalan dalam artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan apa– apa. Jadi, petugas hanya memeriksa tekanan darah, hemoglobin, kandungan putih telur, kandungan gula dalam air seni serta penyuluhan kesehatan.
3.      Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan tanpa memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari pemerintah untuk dana kesehatan masyarakat khususnya lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang diberikan juga sama rata tidak membeda– bedakan, karena lansia tergolong mudah tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh petugas dan itu justru akan memperburuk keadaan emosional si lansia.
4.      Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas setempat, juga terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah– rumah mereka. Petugas dating kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh lansia dan bagaimana cara keluarga mereka mamperlakukan mereka dirumah. Untuk mempermudah petugas dalam memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.

C.     SASARAN
Sasaran Posyandu Lansia 
1.       Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2.       Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas

D.    PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:
1.      Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2.      Meja 2:  Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3.      Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
4.      Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
5.      Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.

E.     PELAYANAN POSYANDU LANSIA
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia 
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah: 
1.      Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2.      Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
3.      Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4.      Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5.      Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6.      Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
7.      Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
8.      Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
9.      Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia
Persoalan yang ada dalam posyandu lansia yang mendesak adanya pemecahan dan pengembangan didalamnya yaitu:
1.      Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.
2.      Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
3.      Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
4.      Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
5.      Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

F.      INDIKATOR KEBERHASILAN
Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator–indicator keberhasilan. Indicator– indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:
1.      Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu Menuju Sehat) Lansia
2.      Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%
3.      Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program ini mencapai 80% setiap desa
4.      Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan berkurang

G.    PENDEKATAN PENGEMBANGAN
Pendekatan pengambangan yaitu dengan menggunakan pendekatan social action. Karena program yang ditawarkan sekedar untuk mengembangkan program yang sudah ada. Untuk lebih menarik obyek dan lebih menginisiatif supaya lapisan masyarakat juga ikut berpartisipasi pada posyandu lansia ini. Dengan begitu posyandu lansia dapat melayani para lansia dengan maksimal karena telah matangnya program yang ada dan adanya inovasi yang menarik dari program tersebut.

H.    STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN
1.      Strategi yang akan digunakan untuk pengembangan program ini yaitu dengan Diversification Strategies, dimana program– program yang sudah ada akan diberi inovasi– inovasi baru supaya lebih menarik. Dan dengan adanya penambahan layanan–layanan baru supaya posyandulansia dapat menjangkau lansia pada seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Streategi yang dilaksanakan dapat diperinci sebagai berikut:
2.      Strategi dalam pencapaian pengembangan konsep akan pengertian posyandu dalam masyarakat yaitu dengan adanya sosialisasi pada masyarakat tidak hanya untuk lansia saja tetapi seluruh lapisan masyarakat karena dengan begitu masyarakat akan tau betapa pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Jika terlambat maka usia lansia dia hanya bisa merintih merasakan kesakitan yang terakumulasi selama masa mudanya. Sosialisasi meminta bantuan dari pengurus desa setempat untuk mengumpulkan masyarakat tanpa terkecuali. Sosialisasi juga menggunakan peralatan seperti LCD supaya masyarakat tertarik untuk memperhatikannya.
3.      Strategi dalam pencapaian pengembangan layanan yang dalam artian layanan kesehatan. Adanya layanan jemput lansia kerumah– rumah mereka karena keterbatasan fisik yang dimiliki lansia dan jarak yang jauh dari rumah akan menambah nilai positif posyandu lansia di mata masyarakat. Petugas yang menjemput harus telah mengenal si lansia terlebih dahulu supaya si lansia tidak merasa asing dengan petugas penjemput serta petugas harus benar– benar ramah pada si lansia supaya lansia merasa nyaman selama perjalanan dan pelaksanaan.
4.      Strategi dalam pencapaian pengembangan petugas posyandu yaitu dengan memberikan arahan materi dan mengadakan pelatihan sikap pada para petugas. Sehingga petugas dalam pelayanan dapat memuaskan lansia karena perangainya yang ramah dan tidak membeda– bedakan antar lansia serta tidak mudah mengeluh.
5.      Strategi dalam pencapaian pengembangan sarana dan prasarana guna menunjang keberhasilan program posyandu yaitu dengan pengadaan sarana dan prasarana yang dianggap masih kurang. Pengadaan itu dapat menggunakan dana yang dialokasikan untuk posyandu dari pemerintah daerah dan pemeritah pusat tanpa adanya penyalahgunaan didalamnya.

I.       KADER LANSIA 
1.       Pengertian Kader Lansia
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.
2.       Tugas Kader Lansia
Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut
a.    Tugas-Tugas Kader
1)      Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2)      Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.
3)      Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas setelah hari Posyandu.
b.   Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia
Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi :
1)      Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2)      Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu
3)      Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka Posyandu.
4)      Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan
c.    Organisasi Kader Lansia
1)      Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa, lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2)      Peningkatan olahraga
3)      Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4)      Bimbingan pendalaman agama
5)      Pengelolaan dana sehat
6)      Pendanaan Kadar Lansia

J.       KMS
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas
Tata Cara pengisian KMS :
1.     KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesh
2.      Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine, Protein)

K.    Senam Lansia
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1.       Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2.       Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3.       Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.
4.       Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh.
5.       Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut.
6.       Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)
Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.
Komponen aktivitas dan kebugaran
Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:
1.      Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal ini sangat berhubungan dengan ketidaktergantungan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.
2.      Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan pertahanan berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis kekuatan. Yang dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa latihan pertahanan yang intensif akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki tangga sebesar 23-38%
3.      Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training specifik), sehingga latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.
4.      Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan sendi merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.
5.      Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang dihasikan oleh berbagai faktor, diantaranya input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.

L.     KENDALA POSYANDU LANSIA
1.      Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
2.      Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia
3.      Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
4.      Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons






BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.


B.     Saran

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka perlu adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan tenaga kesehatan, tokoh masyarakat anggota masyarakat juga Kader.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar