Kanker serviks
a.
Pengertian
1)
Kanker
serviks atau kanker mulut rahim adalah pertumbuhan sel-sel kanker di mulut
rahim yang abnormal sehingga mengalami perubahan ke arah displasia atau
keganasan (Satmoko. 2009:48).
2)
Kanker
leher rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina) dan waktu untuk berkembang
cukup lama sekitar 10-15 tahun (Aqila.2010:70)
3)
Leher
rahim adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan yang terletak di bagian
bawah yang sempit dari rahim. Rahim merupakan suatu organ berongga yang
berbentuk buah pear pada perut bagian bawah. Mulut rahim merupakan penghubung
rahim menuju vagina. Jadi kanker leher rahim muncul karena adanya petumbuhan
sel yang tidak normal sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pada leher
rahim atau menghalangi leher rahim (sylvia:2010:125).
b.
Etiologi
Faktor-faktor penyebab kanker serviks
yaitu:
1)
Menikah
di usia muda
Menikah di usia muda merupakan faktor
pendukung timbulnya kanker serviks. Transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa ditandai dengan menstruasi yang melibatkan berbagai macam perubahan,
terutama perubahan hormon. Munculnya hormon esterogen pada masa itu membuat
sel-sel pada dinding vagina menebal. Selain itu, pada masa terdapat glikogen
yang oleh bakteri yang bermanfaat di ubah menjadi asam vagina. Asam vagina ini
berfungsi untuk melakukan proteksi terhadap iinfeksi. Akibat suasana vagina
yang menjadi asam, jaringan epitel di sekitarnya menjadi berlapis-lapis.
Apabila pada situasi yang penuh perubahan itu masuk sperma, perubahan akan semakin
menjadi-jadi. Apalagi, bila terjadi luka gesekan sehingga sel-sel epitel akan
terganggu dan kadang akan menjadi tidak normal. Maka, wanita yang menikah di
usia muda lebih berpeluang terkena kanker serviks.
2)
HPV(human papilloma virus)
HPV adalah virus penyebab kutil
genitalis (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya HPV tipe 16,
18, 45, 56.
3)
Wanita
dengan aktivitas seksual yang tinggi dan sering berganti-ganti pasangan
Seorang wanita sehat pun bisa terinveksi
HIV dari pasangan seksnya. Meskipun laki-laki memiliki virus tersebut, mereka
tidak mengidap kanker. Ada 80 jenis tipe HPV, namun yang menyebabkan kanker
serviks adalah tipe 16, 18 dan 31
4)
Kebersihan
genital yang tidak terjaga
Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
dapat menjadi penyebab terjangkitnya kanker leher rahim
5)
Wanita
yang merokok
Hindari rokok karena banyak
buktimenunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker
serviks
6)
Riwayat
penyakit kelamin seperti herpes dan kutil genital
7)
Kehamilan
yang terlalu sering
Pada wanita yang banyak memiliki anak,
apalagi dengan jarak kelahiran yang terlalu dekat, berisiko tinggi karena
kanker serviks.
8)
Defisiensi
zat gizi dan asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada
wanita yang mngkonsumsi beta karoten dan vitamin A dalam jumlah rendah.
9)
Traumatik
kronis pada serviks, sepeti persalinan, infeksi dan iritasi menahun, terkena
mikroba, radiasi atau pencemaran oleh bahan kimia
10)
Hindari
penggunaan antiseptik
11)
Hindarkan
kebisaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptikmaupun
deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di mulut rahim yang merangsang
terjadinya kanker
12)
Hindari
pemakaian bedak
Hindari pemakaian bedak pada vagina
wanita usia subur karena pemakaian tersebut justru bisa mengakibatkan kanker
ovarium (indung telur) dan jangan menggunakan esterogen pada wanita yang
terlambat menopause (Aqila.2010:70-72).
c.
Gejala
klinis
Gejala klinis
jika sudah terjadi kanker serviks dapat dibedakan dalam beberapa tahapan atau
stadium kanker serviks yaitu sebagai berikut:
1)
Gejala
awal
a)
Perdarahan
pervaginam atau lewat vagina, berupa perdarahan pasca senggama atau perdarahan
spontan di luar masa haid. Perdarahan pasca senggama bisa terjadi bukan karena
adanya kanker serviks, melainkan karena iritasi atau mikrolesi atau luka-luka
lesi kecil di vagina saat bersenggama. Serviks yang normal konsistensinya kenyal
dari permukaannya licin. Adapun serviks yang sudah berubah menjadi kanker bersifat
rapuh, mudah berdarah, dan diameternya biasanya membesar. Serviks yang rapuh
tersebut akan mudah berdarah pada saataktifitas seksual sehingga terjadi
perdarahan pasca senggama. Oleh karena ituapapun bentuk perdarahan pasca
senggama sudah seharusnya diperiksakan dengan seksama untuk melihat adakah
tanda-tanda kanker pada serviks.
b)
Keputihan
yang berulang, tidak sembuh-sembuh walaupun telah diobati. Keputihan biasanya
berbau, gatal dan panas karena sudah ditumpangi infeksi sekunder. Artinya
cairan yang keluar dari lesi prakanker atau kanker tersebut dikuasai oleh
kuman, bakteri, ataupun jamur. Tidak semua keputihan terkait dengan kanker
serviks. Ini penting dipahami karena bisa menimbulkan kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak pada tempatnya. Keputihan yang normal memiliki ciri-ciriseperti
terjadi menjelang haid, lendir jernih, tidak berbau, dan tidak gatal. Keputihan
yang wajar, yang bisa terjadi pada semua wanita disebabkan karena kelembaban
serta kebersihan yang kurang pada daerah kewanitaan atau vagina. Biasanya
disertai oleh kuman atau bakteri dan jamur. Keputihan jenis ini akan sembuh
dengan pengobatan dan jika kambuhh perlu waktu cukup lama.
2)
Gejala
lanjut: cairan keluar dari liang vagina berbau tidak sedap, nyeri (panggul,
pinggang dan tugkai), gangguan berkemih, nyeri di kandung kemihdan rectum/anus.
Keluhan ini muncul karena pertumbuhan kanker tersebut menekan/mendesak ataupun
menginvasi organ sekitarnya.
3)
Kanker
telah menyebar/metastasis: timbul
gejala sesuai dengan organ yang terkena, misalnya penyebaran di paru-paru,
liver, atau tulang
4)
Kambuh/residif: bengkak/edema tungkai satu
sisi, nyeri panggul menjalar ke tungkai dan gejala pembuntuan saluran
kencing/obstruksi ureter .
Selain itu menurut
indah dalam buku stop kanker menyatakan bahwa gejala kanker seviks pada stadium
akhir dapat menimbulkan keluarnya air kemih dan tinja dari vagina (Novia
candra.2013.19).